PAPER TENTANG
PERMASALAHAN KOTA
Disusun untuk
memenuhi tugas Tekom
Dosen pengampu: Sarrifudin, ST, MT
Disusun oleh:
Punky Krisna
Ashari
21040111060028
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III
JURUSAN PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Abstrak
Jakarta merupakan contoh yang tepat untuk
membahas suatu permasalahan perkotaan, terutama masalah kepadatan penduduk. Hal
ini disebabkan Jakarta merupakan Ibukota Republik Indonesia yang memicu
masyarakat berbondong-bondong untuk beradu nasib di kota ini, bahkan sempat
tersirat kabar bahwa tidak lama lagi Jakarta akan tenggelam, dikarenakan sudah
tidak adanya daerah resapan air yang kini telah beralih fungsi menjadi
pemukiman. Tidak heran jika para ahli menyarankan untuk memindahkan Ibukota
yang sekarang ini ke daerah yang lebih layak.
A.
Pendahuluan
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik
ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan
memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.
Suatu kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi, yaitu
sebagai pusat produksi (contoh: Surabaya, Gresik, Bontang), sebagai pusat
perdagangan(contoh: Jakarta, Bandung), sebagai pusat pemerintahan (contoh: Jakarta),
sebagai pusat kebudayaan (contoh: Yogyakarta, Surakarta).
Dalam
suatu kota, pasti memiliki berbagai permasalahan tersendiri. Salah satunya
Jakarta dengan kepadatan penduduk yang tidak terkontrol. Ketidakseimbangan
kepadatan ini mengakibatkan tidak meratanya pembangunan baik fisik maupun
nonfisik yang selanjutnya mengkibatkan keinginan untuk pindahsemakin tinggi.
Arus perpindahan penduduk biasanya bergerak dari daerah yang terbelakang
pembangunannya ke daerah yang lebih maju, sehingga daerah yang padat menjadi
semakin padat.
B.
Isu permasalahan
Selama ini negara kita sering sekali mengalami permasalahan.
Permasalahan yang sering kali dihadapi oleh negara kita salah satunya adalah
permasalahan kepadatan penduduk. Selama ini, masalah kepadatan penduduk
dinegara kita bisa dikatakan sangat memprihatinkan, dan masih belum mendapat
perhatian dari para pemerintah ataupun tokoh masyarakat lainnya.
C.
Pembahasan
Dalam surat kabar The
Jakarta Post (edisi Jumat, 21 Agustus 2010) menyebutkan bahwa penduduk di Jakarta berada pada tingkat yang
mengkhawatirkan. Menurut hasil sensus nasional terakhir saja, Jakarta telah
dihuni oleh hampir 9,6 juta orang melebihi proyeksi penduduk sebesar 9,2 juta
untuk tahun 2025. Salah satu penyebabnya yaitu perpindahan penduduk yang
meliputi, Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, dan transmigrasi. Dan
yang menjadi penyebab utamanya adalah Urbanisasi dikarenakan penduduk Jakarta
yang mayoritas adalah para Urban. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta 2010
mengatakan bahwa jumlah penduduk Jakarta bertambah sebanyak 134.234 jiwa
per tahun. Jika tidak ada program dari pemerintah untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk, maka pada 2020 Jakarta akan menjadi lautan manusia.
Berikut beberapa faktor yang memicu terjadinya urbanisasi:
1.
Modernisasi teknologi
Masyarakat cenderung menginginkan
kehidupan yang serba mewah seperti dikota-kota besar, sehingga mendorong mereka
untuk berpindah.
2.
Pendidikan
Faktor pendidikan juga sangat
berpengaruh terhadap melunjaknya jumlah penduduk. Universitas terbaik di
Indonesia baik negeri maupun swasta ada perkotaan termasuk di Jakarta.
3.
Lapangan kerja
Jakarta sebagai kota besar dan
berpenduduk banyak tentunya sangat menjanjikan untuk orang-orang kecil yang
berniat untuk mencari sesuap nasi dikota ini mulai dari pedagang kaki lima
(PKL), pedagang asongan, tukang ojek, tukang sngat menjanjikan untuk hidup.emir
sepatu, buruh pabrik, pembantu rumah tangga, office boy, satpam,
sopir, kondektur dll yang penting bisa bekerja tanpa nmempunyai keahlian
khusus. Jika ditambah dengan orang-arang yang berkeahlian khusus yang
didatangkan dari luar kota maupunh luar negeri untuk bekerja di Jakarta.
Dampak
dari semua kondisi tersebut adalah Kesesakan yang diakibatkan oleh berlebihannya penduduk Jakarta
mengakibatkan Sifat Konsumtif, Kekumuhan kota, Kemacetan lalu lintas,
Kriminalitas yang tinggi, Struktur kota yang berantakan, isu Jakarta tenggelam,
Banjir, pelebaran kota dengan tata kota yang tidak baik, melonjaknya sektor
informal, terjadinya kemerosotan kota, dan pengembangan industri yang
menghasilkan limbah.
D.
Penutup
1.
Kesimpulan
Segala upaya untuk
mengontrol tingkat kepadatan penduduk itu akan menjadi tidak berarti jika kita
tidak dapat membatasi laju Urbanisasi.
2. Saran
-
Pemerintah mengeluarkan
peraturan yang membatasi masuknya migrant ke kota.
-
Mengadakan program KB.
-
Menekan tingginya tingkat
transmigrasi dengan cara mengembalikan kembali para transmigran ke kota asal
mereka.
-
Pemerataan pembangunan suatu
daerah.
Daftar
pustaka
id.wikipedia.org/wiki/kota
sosbud.kompasiana.com/2010/12/05/kepadatan-penduduk.
No comments:
Post a Comment